Pakoeboewana V
foto : Sinuwun Pakoeboewono V
Sri Susuhunan Pakubuwana V (lahir: Surakarta, 1785 – wafat: Surakarta, 1823) adalah raja Kasunanan Surakarta yang memerintah tahun 1820 – 1823.
Kisah Hidup
Nama aslinya adalah Raden Mas Sugandi, putra Pakubuwana IV yang lahir dari permaisuri Raden Ayu Handoyo putri Adipati Cakraningrat bupati Pamekasan. Ia naik takhta pada tanggal 10 Februari 1820, selang delapan hari setelah kematian ayahnya.
Pakubuwana V juga dikenal dengan sebutan Sunan Sugih, yang artinya “Baginda Kaya”, yaitu kaya harta dan kaya kesaktian. Konon, ia pernah membuat keris pusaka dengan tangannya sendiri, bernama Kyai Kaget, yang berasal dari pecahan meriam pusaka Kyai Guntur Geni saat terjadinya pemberontakan orang Cina tahun 1740.
Pakubuwana V juga memerintahkan ditulisnya Serat Centhini berdasarkan pengalaman pribadinya semasa menjabat Adipati Anom. Yang menjadi juru tulis naskah populer ini ialah Raden Rangga Sutrasna.
Pakubuwana V hanya memerintah selama tiga tahun. Ia meninggal dunia pada tanggal 5 September 1823. Raja Surakarta selanjutnya adalah putranya, yaitu Pakubuwana VI, yang telah ditetapkan pemerintah Indonesia sebagai pahlawan nasional.
Putra-Putridalem Soesoehoenan Pakoe Boewono V ;
1. Goesti Raden Mas Soleman meninggal di usia muda.
2. Goesti Raden Adjeng Oetari meninggal di usia muda.
3. Goesti Raden Mas Radejo meninggal di usia muda.
4. Goesti Raden Mas Doeksino meninggal di usia muda.
5. Goesti Raden Mas Kasan,meninggal di usia muda.
6. Goesti Raden Adjeng Soewijah, meninggal di usia muda.
7. Goesti Raden Adjeng Katibah dewasa bernama Goesti Kangdjeng Ratoe Sekar Kedhaton menikah dengan Mangkoenagoro III,
meninggal karena meelahirkan, dimakamkandi Astana Mangadeg.
8. Goesti Raden Mas Soekardjo meninggal di usia muda.
9. Bandoro Raden Mas Goesti Sakathah meninggal di usia muda.
10.Goesti Raden Mas Badjang meninggal di usia muda.
11.Raden Mas Goesti Sapardan, Soesohoenan Pakoe Boewono VI.
12.Goesti Pangeran Ario Soeriobroto.
13.Goesti Raden Adjeng Respati meninggal di usia muda.
14.Goesti Raden Adjeng Soelasikin
15.Goesti Raden Ajoe Mangkoepoero.
16.Goesti Pangeran Ario Notobroto.
17.Goesti Raden Mas Sadalsah mninggal di usia muda
18.Goesti Pangeran Ario Notodiningrat.
19.Goesti Raden Mas Aboejahman meninggal.
20.Goesti Raden Adjeng Sawijah meninggal di usia muda.
21.Goesti Pangeran Ario Sontokoesoemo.
22.Goesti Pangeran Ario Koesoemo I.
23.Goesti Pangeran Ario Pringgokoesoemo
24.Goesti Raden Mas Imam Soemantri meninggal.
25.Goesti Pangeran Ario Soerijaningrat I.
26.Goesti Raden Mas Soewarso, meninggal di usia muda.
27.Goesti Raden Ajoe Dipowinoto.
28.Goesti Raden Adjeng Sabandijah, meninggal di usia muda.
29.Goesti Raden Adjeng Soelbijah, meninggal di usia muda.
30.Goesti Raden Adjeng Katidjah, meninggal di usia muda.
31.Goesti Raden Mas Sahirjo, meninggal di usia muda.
32.Goesti Raden Adjeng Sawalijah, meninggal di usia muda.
33.Goesti Pangeran Ario Sindoeseno
34.Goesti Raden Mas Baji meninggal di usia masih bayi.
35.Goesti Raden Ajoe Notoatmdjo
36.Goesti Raden Ajoe Prawirowinoto.
37.Goesti Raden Ajoe Hadiwinoto.
38.Goesti Raden Adjeng Sarsijah, meninggal di usia muda.
39.Goesti Raden Ajoe Joedowinoto.
40.Goesti Pangeran Ario Soeriodipoero.
41.Goesti Raden Adjeng Moertidijah meninggal di usia muda.
42.Goesti Raden Adjeng Gambik, meninggal di usia muda.
43.Goesti Pangeran Ario Soeriokoesoemo.
44.Goesti Raden Ajoe Harioatmodjo.
45.Goesti Raden Ajoe Sriandi meninggal di usia muda.
Kepustakaan
· Andjar Any. 1980. Raden Ngabehi Ronggowarsito, Apa yang Terjadi? Semarang: Aneka Ilmu
· Purwadi. 2007. Sejarah Raja-Raja Jawa. Yogyakarta: Media Ilmu
Situs ini sudah dipersiapkan oleh penulis sejak tahun 2004, hanya baru diterbitkan pada tahun 2011 ini.
Selain itu pembaca dapat melihat dan membaca pada
dan juga pada
;
;
;
;
;
;
;
;
;
;
;
;
;
;
;
;demikian juga pada
.
Untuk pendataan kembali anak keturunan Sinuwun Pakoeboewono dapat menghubungi alamat e-mail: rm.soegiyo@yahoo.com,
atau di alamat Sekretariat Trahdalem Sinuwun Pakoeboewono
Adapun pendataan Trahdalem dan Sentanadalem Pakoe Boewono ini kami lakukan, oleh karena alasan-alasan seperti dibawah ini:
1.Perlu adanya buku cetakan ,yang serupa dengan jejaring sosial,maupun data base dan juga website maupun blogspot yang menginformasikan anak-anak keturunan Pakoe Boewono, karena selama ini data di Karaton Soerakarta terkesan acak-acakan, yang seringkali menyebabkan kekecewaan pada anak-anak keturunan Pakoe Boewono.
2.Perlu juga adanya paguyuban Pakoe Boewono yang Independent, yang tidak ada kaitannya dengan pergantian pejabat/Pengageng Kasentanan atau Kusumawandowo, Karena perlu pula diketahui bahwa setiap pergantian pejabat/Pengageng Kasentanan pasti tidak ada pelimpahan/serah terima dari pejabat/Pengageng lama ke pejabat/Pengageng baru (dikarenakan banyak penghilangan data-data dan manipulasi data-data di kantor Kasentanan).
3.Dipandang perlu pula membentuk Paguyuban Pakoe Boewono yang Independent yang tidak ikut-ikutan pada konflik Raja kembar (karena ada anggapan pula dari Kanjeng Pangeran Widijatmo Sontodipuro, bahwa: " biarlah itu mengenai Raja Kembar itu urusan mereka (keturunan/anak-anak kandung PB.XII red.), itu seperti halnya hak warisan, kita rakyat (kawula red.) tidak berhak ikut-ikutan, karena kita bukan pewarisnya"). Jadi ada kecenderungan anggapan bahwa Karaton Surakarta adalah milik warisan dari Pb.XII dan anak-anak kandungnya PB.XII, yang hal ini dikhawatirkan menimbulkan sifat dan sikap arogansi mengenai pendataan perihal Trahdalem dan Sentanadalem pada anak-anak kandungnya PB.XII terhadap anak-anak keturunan Pakoe Boewono I sampai dengan XI.
(apabila anda mengiklankan di blog atau web kami mohon hubungi di alamat e-mail kami (rm.soegiyo@yahoo.com) atau nomer handphone kami),ukuran iklan berapapun dan posisi penempatan dari iklan kami menyediakan.
Pakoeboewana V
photo: Sinuwun Pakoeboewono V
Sri Susuhunan Pakubuwana V (born: Surakarta, 1785 - died: Surakarta, 1823) was the king who ruled the Surakarta Kasunanan years 1820 to 1823.
Life Story
Its original name was Raden Mas Sugandi, IV Pakubuwana son born to the empress Raden Ayu Handoyo princess regent Duke Cakraningrat Pamekasan. He ascended the throne on February 10, 1820, the lapse of eight days after his father's death.
Pakubuwana V is also known as Sunan Sugih, which means "King Rich", which is rich in treasures and rich supernatural powers. That said, he never made a keris with his own hands, named Kyai Shocked, who come from broken cannon heirloom Kyai Guntur Geni time the Chinese uprising in 1740.
Pakubuwana V also ordered wrote Fiber Centhini based on personal experience during the Duke served Anom. The clerk of this popular text is Raden Rangga Sutrasna.
Pakubuwana V only reigned for three years. He died on September 5, 1823. King of Surakarta next is his son, namely Pakubuwana VI, which had been set by the government of Indonesia as a national hero.
Literature
· Andjar Any. 1980. Raden Ngabehi Ronggowarsito, What Happened? Semarang: Aneka Science
· Purwadi. 2007. History of the Kings of Java. Yogyakarta: Media Studies
This site has been prepared by the author since 2004, only just published this in 2011.
In addition, readers can see and read on
and also on;
;
;
;
;
;
;
;
;
;
;
;
;
;
;
;as well as on;
.
For the offspring data back Sinuwun Pakoeboewono can contact e-mail address: rm.soegiyo @ yahoo.com,
or at the Secretariat address Trahdalem Sinuwun Pakoeboewono
The data collection Trahdalem and Sentanadalem Pakoe Boewono we do because the reasons as below:
1.Needs the printed book, which is similar to social networking, and data base and also the website or blogspot that informs children Pakoe Boewono descent, because all this data in Surakarta Palace impressed in disarray, which often led to disappointment in children Pakoe Boewono descent.
2.Perlu also a community Pakoe Boewono the Independent, which has nothing to do with the change of officials / Pengageng Kasentanan or Kusumawandowo, Because keep in mind also that any change of officials / Pengageng Kasentanan definitely no transfer / handover of officials / Pengageng old to the officers / Pengageng new (due to the removal of many data and data manipulation in the office Kasentanan).
3.It also necessary to establish the Society of Independent Pakoe Boewono a bandwagon that is not in conflict King twins (because it was thought well of Kanjeng Prince Widijatmo Sontodipuro, that: "let it be about the King of twins that's their business (hereditary / biological children PB . XII ed.), it's like inheritance rights, we the people (subjects ed.) are not entitled to the bandwagon, because we are not the heirs "). So there is a tendency of assuming that the Surakarta Palace belongs to the legacy of Pb.XII and PB.XII biological children, that it raises concern about the nature and attitude of arrogance and Sentanadalem Trahdalem regarding data collection on children's biological PB.XII against children descendants Pakoe Boewono I through XI.
(If you advertise on our blog or website please contact the e-mail us (rm.soegiyo@yahoo.com) or our phone number),any size of ad size and placement of advertising the position we are providing.
Pakoeboewana V
Foto: Sinuwun Pakoeboewono V
Sri Soesoehoenan Pakubuwana V (geboren: Surakarta, 1785 - overleden: Surakarta, 1823) was de
koning, die regeerde de Surakarta Kasunanan jaren 1820 tot 1823.
Levensverhaal
De oorspronkelijke naam was Raden Mas Sugandi, IV Pakubuwana zoon geboren aan de keizerin
Raden Ayu Handoyo prinses regent Duke Cakraningrat Pamekasan. Hij besteeg de troon op 10
februari 1820, het verval van acht dagen na de dood van zijn vader.
Pakubuwana V is ook bekend als Sunan Sugih, wat betekent "King Rich", dat rijk is aan
schatten en de rijke bovennatuurlijke krachten. Dat gezegd hebbende, hij nooit een keris met
zijn eigen handen, genaamd Kyai Geschokt, die afkomstig zijn uit gebroken kanon heirloom
Kyai Guntur Geni tijd de Chinese opstand in 1740 gemaakt.
Pakubuwana V bestelden ook schreef Fiber Centhini gebaseerd op persoonlijke ervaringen
tijdens de hertog geserveerd Anom. De griffier van deze populaire tekst is Raden Rangga
Sutrasna.
Pakubuwana V regeerde slechts drie jaar. Hij stierf op 5 september 1823. Koning van
Surakarta is naast zijn zoon, namelijk Pakubuwana VI, die was door de regering van Indonesië
ingesteld als een nationale held.
Literatuur
· Elke Andjar. 1980. Raden Ngabehi Ronggowarsito, What Happened? Semarang: Aneka Wetenschap
· Purwadi. 2007. Geschiedenis van de koningen van Java. Yogyakarta: Mediastudies
Deze site is opgesteld door de auteur sinds 2004, maar net publiceerde dit in 2011.
Daarnaast kunnen lezers zien en te lezen op
en ook op
;
;
;
;
;
;
;
;
;
;
;
;
;
;
; alsmede op
.
Voor het nageslacht gegevens terug Sinuwun Pakoeboewono , kunnen contact opnemen met
e-mail adres: rm.soegiyo @ yahoo.com,
of op het secretariaat adres Trahdalem Sinuwun Pakoeboewono
Het verzamelen van gegevens Trahdalem en Sentanadalem Pakoe Boewono we doen, omdat de redenen zoals hieronder:
1.behoeften het gedrukte boek, dat vergelijkbaar is met sociale netwerken, en de database en ook de website of blogspot dat kinderen Pakoe Boewono afkomst informeert, want al deze data in Surakarta Palace onder de indruk in wanorde, die vaak tot teleurstelling geleid bij kinderen Pakoe Boewono afkomst.
2.behoeften ook een gemeenschap Pakoe Boewono de Onafhankelijke, die niets te maken met de verandering van ambtenaren / Pengageng Kasentanan of Kusumawandowo heeft, want ook in gedachten houden dat elke verandering van ambtenaren / Kasentanan beslist Pengageng geen overdracht / overdracht van ambtenaren / Pengageng oud aan de officieren / Pengageng nieuwe (door het verwijderen van de vele gegevens en data manipulatie in het kantoor Kasentanan).
3.Het ook noodzakelijk om de Society of Independent Pakoe Boewono een bandwagon dat niet in strijd is Koning tweelingen (vast te stellen, want het was goed gedacht Kanjeng Prins Widijatmo Sontodipuro, dat: "laat het over de koning van tweelingen is dat zijn zaak (erfelijk / biologische kinderen PB. XII ed..), het is net als erfrecht, zijn wij, het volk (vakken ed..) geen recht op de bandwagon, want we zijn niet de erfgenamen "). Dus er is een neiging van de veronderstelling dat de Surakarta Palace behoort tot de erfenis van Pb.XII en PB.XII biologische kinderen, dat het bezorgdheid over de aard en de houding van arrogantie en Sentanadalem Trahdalem met betrekking tot het verzamelen van gegevens over de biologische PB.XII kinderen tegen verhoogt kinderen nakomelingen Pakoe Boewono I door middel van XI.
(Als u adverteert op onze blog of website kunt u voor andere maten contact op met de e-mail ons (rm.soegiyo@yahoo.com) of onze telefoonnummer), het even welke grootte de advertentie grootte en plaatsing van reclame voor de positie die we leveren.
0 komentar
Posting Komentar